ARTIS DAN TAYANGAN TV BERKONTRIBUSI DALAM KEMEROSOTAN MORAL GENERASI MUDA


Setiap neagara tentunya memiliki generasi muda, entah yang potensial maupun yang tidak potensial. Namun pada dasanya yang menjadikan generasi muda mampu menjadi bibit-bibit yang sesuai dengan amanat kemerdekaan ialah generasi yang mampu memilki etos kerja dalam hal apapun dan mampu turut serta dalam pembangunan negara, dalam hal apapun itu, asalkan bernilai positif. Namun agar menjadikan generasi muda menjadi sesuai dengan yang diharapkan tentunya tidak mudah dalam membentuk karakternya, apalagi di zaman globalisasi kini budaya menjadi tercampur aduk, susah membedakan antara budaya asli Indonesia dengan budaya asing (barat).
Tidak susah kini mencari belia atau umuran sekolah hingga yang dewasa dalam penggunaan fashion yang mengundang kontroversi berbagai pihak, mungkin di mata  masyarakat perkotaan tidak aneh lagi melihat wanita yang memakai pakaian layaknya orang amerika, dan yang terpenting adalah gaya hidup / style yang berkiblat pada negara barat. Bukankah sejak dulu kita menganut sebagai negara yang menjaga budaya malu, budaya ramah tamah terhadap siapapun, bahkan ketika Belanda dan negara Eropa lainnya pertama datang ke bumi pertiwi ini mendapatkan sambutan baik, hal itu menunjukan bahwa sejak dahulu bangsa kita memilki budaya ramah  tamah yang amat tinggi.
Entah apa yang masih dimiliki bangsa ini untuk membawa Indonesia ke arah kemajuan, krisis multidimensi telah lama menjadi penyakit akut, krisis moral, etika, politik, hukum, sosial, ekonomi dan lainnya tidak mampu diperbaiki malah semakin lama semakin parah. Terutama ialah krisis moral pada generasi bangsa yang merupakan sumber dari krisis lainnya, karena jika moral seseorang sudah bobrok maka dapat menciptakan krisis lainnya, berarti krisis moral adalah sumber kehancuran kehidupan berbangsa.
Ibarat tunas pada sebuah pohon, generasi muda pun berfungsi sebagai cikal bakal atau nyawa sebuah bangsa. Namun bagaimana jadinya jika generasi muda saat ini acuh bahkan tidak merasa dirinya akan mengisi dan menjadi pengganti generasi tua yang akan istirahat / usia yang sudah senja. Namun tidak serta merta generasi muda dengan sendirinya menjadi pribadi-pribadi yang hancur, artinya ada yang sesuatu yang mengakibatkan mereka berperilaku dan bergaya tidak sesuai kaidah yang berlaku. Pengaruh kehidupan selabritis baik dari segi fun, fashion dan style merupakan salah satu penyebab kemerosotan moral generasi muda, karena bayangkan saja selebritis tanah air yang menjadi contoh negatif telah lama dijadikan kiblat generasi muda.
Berbahaya memang ketika suatu bangsa besar namun generasi penerusnya sudah terjangkit penyakit-penyakit degradasi moral yang suatu saat bisa menjadi bom waktu bagi masa depan bangsa kita. Apalagi pemerintah yang tidak mencerminkan nilai positif seorang pemimpin, terutama dalam kasus korupsi yang telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukankah Soekarno pernah berpidato yang menyatakan “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan ku rombak dunia”. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sangatlah nyata kedudukan pemuda dalam menetukan nasib bangsa ke depan.
Artis secara arti umum berarti pekerja seni. Entah dalam bidang akting, menyanyi, komedi dan lainya. Namun jika kita telisik sejak negara membebaskan seluas-luasnya kebebasan media, sejak itu pula acara / tayangan-tayangan TV menjadi bebas pula. Walupun tentu banyak perbedaan anatara tayangan TV saat ini dengan dulu. Yang menjadi perhatian baik budayawan, aktivis sosial, para orang tua, dan pihak lainnya ialah tentang pola hidup / penampilan artis yang terkadang tidak sesuai dengan etika yang berlaku, ia mampu memberikan dampak buruk pada perkembangan anak atau remaja, terlebih pada semua umur. Memang saat ini kita tidak bisa terlepas dari kemoderenisasian zaman, karena kita sebagai salah satu element di dalamnya yang mau tidak mau terlibat. Akan tetapi tayangan TV yang disajikan saat ini telah cukup mampu mengubah pola hidup masyarakat kita. Dengan adanya tayangan TV yang tak henti-hentinya membuat masyarakat kita seolah ketergantungan, apalagi saat ini stasiun TV yang seolah  berkompetisi menayangkan tayangan yang mampu menarik perhatian penonton / publik. Namun tidak sadarkah bahwa sebenarnya dampak tayangan yang ada telah membuat moral bangsa semakin terpuruk !
Untuk mengatasi itu semua, atau paling tidak meminimalisir makin merebaknya generasi muda yang teracuni virus-virus tayangan media, maka hal tersebut merupakan tugas semua elemen. Baik pemerintah, para orang tua, para guru, dan pihak lainnya, harus ikut andil. Orang tua misalnya, ia bertugas untuk mengontrol pola anak yang berpotensi atau mulai terasuki hal-hal negasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU, KARYA, DAN KETELADANAN SYEKH NAWAWI AL-BANTANI

opinion