Postingan

JALAN TERANG ITU SELALU ADA

Rumah kecilku yang baru ditempati beberapa bulan lalu masih menyisakan banyak pekerjaan rumah. Belum ada dapur, belum ada teras, kanopi, pagar, dan tentu saja perabotan rumah masih sedikit. Maklum saja aku dan istri baru saja pindah dari kontrakan yang paling dekat dengan kampus. Kami kebetulan sama-sama sedang melanjutkan studi Strata 2 yang baru memasuki semester dua. Pertimbangan itupula yang membuat kami menunda untuk segera merenovasi rumah, karena biaya SPP per semester lumayan menguras kantong, apalagi untuk berdua. Pernah tersirat di benakku agar salah satu dari kami cuti terlebih dahulu. Namun orang tua kami melarangnya, biar kami lanjut studi jangan sampai mendunda studi, karena khawatir akan terbengkalai, sehingga tidak selesai. “Kalau untuk masalah biaya SPP kami akan bantu, kami masih mampu.” Di satu sisi kami lega, namun di lain sisi kami malu. Terus terang sejak awal pernikahan, mereka sudah banyak membantu. Entah dari orang tuaku ataupun dari orang tua istriku. Keadaan ...
SENJA DI BELAKANG KELAS “ Ren, tulisan ini kuukir dengan keratan pisau, kutorehkan pada batang pohon itu agar kelak kita bisa bernostalgia pada penderitaan sesaat ini. ” Kudapati mentari akan segera beradu ke peraduannya. Tubuh ini tak ingin terempas oleh hilangnya senja, tatkala suara-suara hewan malam mulai berisik, dan kelelawar-kelelawar hendak bersiap untuk mengitari antero hutan. Hutan memang menyimpan sejuta kisah, kisah yang tak kiranya harus patuh pada putaran waktu. Senja selalu menjadi puing kelelahan, tempat berlindung di balik segala keletihan. Aku masih ingat, kala itu aku berjanji di satu waktu untuk menggenggam tangannya , kemudian untuk kubawa menyusuri jalan setapak itu. Agar kita akrab dengan situasi sulit, karena aku tahu kau tidak akan kuat menghadapi getirnya hidup ini seorang diri. “Hai Rampies, jika kita akan berjalan, adakah ujung jalan ini?” “Sudahlah, jangan sesekali kau menoleh ke belakang, karena sungguh kita tak pernah bersahabat dengan caha...
Gambar
SELALU MERINDUKAN BELAJAR Sudah jadi Dosen kok masih belajar? Sepertinya pertanyaan tersebut cukup menggelitik. Jawabannya wajib dong , karena zaman terus berkembang, dan dosen harus terus berinovasi seiring perekembangan teknologi dan revolusi 4.0. Karena dosen merupakan salah satu ujung tombak dalam pendidikan, baik atau buruk kualitas salah satu penentunya ialah dosen. Menurut KBBI, Dosen adalah ‘Tenaga Pengajar pada Perguruan Tinggi’ artinya sama dengan guru, tugasanya sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa. Dewasa ini kualitas dosen di Indonesia masih belum menggembirakan . Hal tersebut dibuktikan dengan masih sedikit dosen yang melakukan penelitian, melakukan inovasi teknologi atau bahkan menjadi kreator. Padahal tugas dosen selain mengajar, ialah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Inilah pekerjaan rumah perguruan tinggi di Indonesia. Politeknik Negeri Jakarta sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi, memiliki peran penting dalam menciptakan lulusan SDM ...

ILMU, KARYA, DAN KETELADANAN SYEKH NAWAWI AL-BANTANI

ILMU, KARYA, DAN KETELADANAN SYEKH NAWAWI AL-BANTANI Oleh: Asep Yana Yusyama Jika kita ingin mengingat orang besar, maka sangat banyak sekali orang besar. Tapi tidak semua orang besar dikenal seantero negeri, hingga namanya harum di belahan dunia. Ya, beliau adalah Syekh Nawawi al-Bantani. Karyanyalah yang membuat ia   selalu dikenal oleh umat islam hingga sekarang. Namanya diabadikan menjadi nama masjid di Banten dan menjadi salah satu ikon. Syekh Nawawi al-Bantani lahir dan besar di Banten, tepatnya daerah Tanara Serang-Banten. Di tanah suci Mekkah, ia juga dikenal sebagai ilmuan, penulis dan pengarang kitab yang banyak dijadikan sumber rujukan. Tak pelak, di setiap hadorot pengantar tahlilan— yang menjadi tradisi umat islam ahlussunah pun namanya selalu didoakan. Ada beberapa keunggulan Syekh Nawawi al-Bantani, diantaranya, tawadhu, istiqomah dan kerendahan hatinya walaupun ia merupakan orang besar. Ia tidak pernah sombong walaupun semasa hidupnya telah banyak ber...
HINGGA GERIMIS USAI Oleh: AYY Pagi masih menyembunyikan sinarnya, sementara embun masih setia pada dedaunan. Seperti biasa, aku masih mengurung di ruang nestapa ini. Ya, sebuah penyesalan yang kini aku hadapi. Penyesalan yang sesungguhnya tidak aku ingikan sama sekali. Sudah hampir satu bulan ini aku hanya ditemani sepi. Bila malam tiba, hanya suara jangkrik yang menemani, bila pagi kicauan burung bersahutan, dan siangnya kebisingan tetangga yang terdengar. Usiaku baru 22. Aku baru lulus dari perguruan tinggi kesehatan di Kota West Rain, semua keluarga dan sanak saudara tentu gembira lantas memberikan congratulation secara bergantian waktu itu, dan tentu saja aku menjadi kebanggan keluarga, walaupun kakakku juga sama lulusan perguruan tinggi kesehatan di kota yang berbeda, dan hingga saat ini ia masih menetap di sana karena harus praktek profesi. Aku wanita biasa, sama seperti yang lain. Logika tidak pernah menjadi sahabatku, dan hanya perasaan yang mendominasi. Sekali l...