resensi novel layar terkembang
Novel atau lebih tepatnya lagi Roman ini ditulis oleh salah satu seorang yang berpengaruh di Indonesia, baik dalam sejarah pergerakan Indonesia, dalam kebudayaan juga dalam kebahasaaan yakni Sutan Takdir Alisjabana, novel ini pertama ditulis tahun 1936, berarti masih zaman penjajahan belanda, mungkin S.T.A melihat kondisi pribumi yang selalu dibodohkan, ditindas, maka dari itu ia memperjuangkan hak-hak pribumi salah satunya melalui tulisan baik fiksi maupun non fiksi. Baiklah tanpa panjang lebar lagi saya akan menceritakan kisah novel ini dengan sekemampuan saya, dan jika ada kesalahan dalam cerita atau dalam tulisan mohon dimaklum karena saya masi dalam proses belajar. Mari kita mulai…..Satu…dua …tiga…empat….
Kisah novel layar terkembang ini bercerita tentang tokoh yang bernama Tuti seorang kakak dari Maria, anak dari seorang bangsawan yaitu Raden Wiraatmaja bekas wedana didaerah Banten, tapi setelah pensiun ia dan kedua anaknya menetap dijakarta.
Oh ia, saya tadi belum menceritakan biodata para tokoh utama tadi, yang pertama Tuti, tuti adalah serang tipe wanita yang tak mudah kagum, lembut, tak banyak tingkah, tapi aktif dalam organisasi kewanitaan, artinya dia selalu mengorasikan tentang emansipasi wanita karenaa pada massa itu posisi wanita selalu ada dibawah laki-laki secara hak dan kewajiban, selain tuti seorang aktivis ia juga menjadi seorang guru menggantikan ibunya, yang telah meniggal sejak ia msih kecil, tuti baru berumur 25 tahun dan statusnya masih single, Tuti memliki seorang adik perempuan yaitu Maria, watak maria ini bertentangan dengan watak kakanya, yakni dia tipe orang yang mudah kagum, periang, lincah mudah bergaul hingga siapapun berada didekatnya akan merasa asyik dan terhibur, maria baru berumur 20 tahun dan masih sekloah di H.B.S carpentier alting seichting yang didalamnya kebanyakan orang belanda, dan adapun pribumi haruslah anak bangsawan dan mempunyai hubungan dengan belanda.
Suatu hari tepatnya hari minggu tuti dan maria pergi melihat-lihat aquarim dipasar ikan, mungkin tujuannya untuk menghibur diri karena lelah dalam aktivitasnya, ketika kedua adik kakak itu tengah melihat-lihat ikan diaquarium disebuah pasar, tiba-tiba terdengar bunyi pintu dan ketika itu muncul seorang laki-laki muda, tinggi badanya dan bersi kulitnya, berpakaian putih berdasi kupu-kupu dan berkopiah hitam, seketika itulah kedua gdis itu berpaling sebentar, dari peristiwa itulah menjadi awal perkenlan antara dua adik kakak dan seorang pria yg bernama yusuf, mari kita lihat terlebih dahulu latar belakang seorang yusuf. Yusuf adalah putera seorang demang dimartapura sumatera selatan, sudah lima tahun ia belajar menjadi tabib tinggi disekolah kedokteran dan ia tinggal dirumah kerabat jawa yang diam di sawah besar.
Tak disangka rupanya peristiwa perkenlan itu meninggalkan kesan dari kedua insan yakni yusuf dan maria, keduanya selalu terbayang dan memikirkan setiap saat sambil berharap untuk segera bertemu lagi, bunga-bunga cinta diantara keduanya ternyata mempertemukan lagi ketika yusuf akan berangkat sekolah , ketika itupun mereeka asik ngobrol anda tawa, atau dalam bahasa anak muda sekarang PDKT kata itu yang mungkin tepat untuk dua insane yang sedang dimabuk cinta itu .
Dari hari kehari, dari minggu ke minggu sampai bulan kebulan, setelah mendapat restu dari orang tua yusuf langsung menyusul maria kebandung, karena pada waktu itu maria dan keluarga berada disana, rasa cinta diantara kedunya semakin besar dan peristiwa penembakan (pengungkapan cinta) itupun terjadi, disuatu tempat yang indah dan romantis didekat air terjun daerah dago Bandung, yusuf mengungkapkan isihatinya, tangan maria diletakan didada yuysuf kemudian yusuf mengaangkat muka maria seraya berkata “maria, lihat muka saya sebentar,” pada mata maria tampak bahwa ia sangat mengharapkan juga kata cinta dari yusuf, untuk pertama dalam hidupnya ada yang mengatakan bahwa “maria, tahukah engkau saya cinta kepadamu,” badan maria melemah jatuh ketangan yusuf , dan berkata lama benar engkau menyuruhku menanti katamu…….. dari peritiwa itulah benih-benih cinta seakan resmi dan antara keduanya saling menyambut akan segala rasa yang semakin besemi dari waktu kewaktu.
Setelah mengetahui bahwa maria tengah menjalin hubungan dengan yusuf, Tuti sang kakak menjadi lebih serius dan semakin giat dengan profesinya sebagai aktivis perempuan, mungkin ia belum siap memiliki kekasih karena akan menghambat cita-citanya untuk mengakat harkat dan martabat perempuan, sungguh cita- cita mulia seperti Bung Hatta tak akan memiliki istri sebelum memerdekakan bangsa Indonesia, begitupula dengan Tuti. Sebenarnya tuti beberapa waktu lalu akan dipersunting oleh seorang anak Bupati Serang yang bernama Soepomo, tapi Tuti belum siap Untuk menerima pinagan laki-laki itu, karena ia memiliki prinsip yang cukup konsisten.
Singkat cerita, setelah peristiwa demi peristiwa terjadi begitu teralur ibarat aliran sungai yang jernih, hubungan antara maria dan yusuf semakin serius, setelah melakukan pertunangan merekapun tengah merencanakan kejenjang pernikahan, dan tuti namanya semakin melambung karena aktifitasnya sebagai guru, ia juga melkukan pidato-pidato, orasi, mengisi berbagai acara keberbagai tempat. Sampai suatu peristiwa terjadi, disamping seorang maria yang periang, lincah dan sedikit manja itu tak disangka tak diduga ternyata ia mengidap penyakit TBC dan Malaria yang cukup parah, seketika itupun suasana mejadi berbeda keluarga Maria dan tentu saja Yusuf sang kekasih sangat rindu akan sosok wanita periang, manis, cantik, baik hati dan tidak sombong harus rela terbaring sakit dan harus dirawat .bahkan harus dibawa kerumah sakit di pipacet, karena tempat pertama maria dirawat tak sanggup karena saking parahnya penyakit yang dialami Maria.
Memang jika kita melihat dalam setiap kejadian semua terdapat hikmah, manusia hanya bias berencana dan keputusannya sepenuhnya ditangan sang kholik. Setelah beberapa bulan maria dirawat dirumah sakit ternyata maria menghembuskan nafas terakhir dihadapan orang-orang yang disayanginaya, tapi sebelum meninggal Maria memberikan wasiat, tapi nukan berupa harta melainkan suatu pesan terakir yang mau tidak mau harus dilakukan ole Tuti dan Yusuf, beginilah pesa tersebut “Alangkah bahagianya saya di akhirat nanti, kalu saya tahu, bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan seperti kelihatan kepada saya beberapa dalam beberapa hari ini…. Inilah permintaan saya yang penghabisan, dan saya, saya tidak rela selama-lamanya, kalau kakandaku masing-masing mencari peruntungan pada orang lain.” Demikianlah pesan terakhir almarhum, Maria.
Seperti apa yang dikatakan oleh saya tadi bahwa disetiap kejadian pasti ada hikamahnya, tak disangka tak lama setelah maria meninggal saat itupun tuti dan yusuf melakukan pernikahan dan kemudian mereka hidup bahagia.
peresensi adalah seorang mahasiswa untirta banten.
Kisah novel layar terkembang ini bercerita tentang tokoh yang bernama Tuti seorang kakak dari Maria, anak dari seorang bangsawan yaitu Raden Wiraatmaja bekas wedana didaerah Banten, tapi setelah pensiun ia dan kedua anaknya menetap dijakarta.
Oh ia, saya tadi belum menceritakan biodata para tokoh utama tadi, yang pertama Tuti, tuti adalah serang tipe wanita yang tak mudah kagum, lembut, tak banyak tingkah, tapi aktif dalam organisasi kewanitaan, artinya dia selalu mengorasikan tentang emansipasi wanita karenaa pada massa itu posisi wanita selalu ada dibawah laki-laki secara hak dan kewajiban, selain tuti seorang aktivis ia juga menjadi seorang guru menggantikan ibunya, yang telah meniggal sejak ia msih kecil, tuti baru berumur 25 tahun dan statusnya masih single, Tuti memliki seorang adik perempuan yaitu Maria, watak maria ini bertentangan dengan watak kakanya, yakni dia tipe orang yang mudah kagum, periang, lincah mudah bergaul hingga siapapun berada didekatnya akan merasa asyik dan terhibur, maria baru berumur 20 tahun dan masih sekloah di H.B.S carpentier alting seichting yang didalamnya kebanyakan orang belanda, dan adapun pribumi haruslah anak bangsawan dan mempunyai hubungan dengan belanda.
Suatu hari tepatnya hari minggu tuti dan maria pergi melihat-lihat aquarim dipasar ikan, mungkin tujuannya untuk menghibur diri karena lelah dalam aktivitasnya, ketika kedua adik kakak itu tengah melihat-lihat ikan diaquarium disebuah pasar, tiba-tiba terdengar bunyi pintu dan ketika itu muncul seorang laki-laki muda, tinggi badanya dan bersi kulitnya, berpakaian putih berdasi kupu-kupu dan berkopiah hitam, seketika itulah kedua gdis itu berpaling sebentar, dari peristiwa itulah menjadi awal perkenlan antara dua adik kakak dan seorang pria yg bernama yusuf, mari kita lihat terlebih dahulu latar belakang seorang yusuf. Yusuf adalah putera seorang demang dimartapura sumatera selatan, sudah lima tahun ia belajar menjadi tabib tinggi disekolah kedokteran dan ia tinggal dirumah kerabat jawa yang diam di sawah besar.
Tak disangka rupanya peristiwa perkenlan itu meninggalkan kesan dari kedua insan yakni yusuf dan maria, keduanya selalu terbayang dan memikirkan setiap saat sambil berharap untuk segera bertemu lagi, bunga-bunga cinta diantara keduanya ternyata mempertemukan lagi ketika yusuf akan berangkat sekolah , ketika itupun mereeka asik ngobrol anda tawa, atau dalam bahasa anak muda sekarang PDKT kata itu yang mungkin tepat untuk dua insane yang sedang dimabuk cinta itu .
Dari hari kehari, dari minggu ke minggu sampai bulan kebulan, setelah mendapat restu dari orang tua yusuf langsung menyusul maria kebandung, karena pada waktu itu maria dan keluarga berada disana, rasa cinta diantara kedunya semakin besar dan peristiwa penembakan (pengungkapan cinta) itupun terjadi, disuatu tempat yang indah dan romantis didekat air terjun daerah dago Bandung, yusuf mengungkapkan isihatinya, tangan maria diletakan didada yuysuf kemudian yusuf mengaangkat muka maria seraya berkata “maria, lihat muka saya sebentar,” pada mata maria tampak bahwa ia sangat mengharapkan juga kata cinta dari yusuf, untuk pertama dalam hidupnya ada yang mengatakan bahwa “maria, tahukah engkau saya cinta kepadamu,” badan maria melemah jatuh ketangan yusuf , dan berkata lama benar engkau menyuruhku menanti katamu…….. dari peritiwa itulah benih-benih cinta seakan resmi dan antara keduanya saling menyambut akan segala rasa yang semakin besemi dari waktu kewaktu.
Setelah mengetahui bahwa maria tengah menjalin hubungan dengan yusuf, Tuti sang kakak menjadi lebih serius dan semakin giat dengan profesinya sebagai aktivis perempuan, mungkin ia belum siap memiliki kekasih karena akan menghambat cita-citanya untuk mengakat harkat dan martabat perempuan, sungguh cita- cita mulia seperti Bung Hatta tak akan memiliki istri sebelum memerdekakan bangsa Indonesia, begitupula dengan Tuti. Sebenarnya tuti beberapa waktu lalu akan dipersunting oleh seorang anak Bupati Serang yang bernama Soepomo, tapi Tuti belum siap Untuk menerima pinagan laki-laki itu, karena ia memiliki prinsip yang cukup konsisten.
Singkat cerita, setelah peristiwa demi peristiwa terjadi begitu teralur ibarat aliran sungai yang jernih, hubungan antara maria dan yusuf semakin serius, setelah melakukan pertunangan merekapun tengah merencanakan kejenjang pernikahan, dan tuti namanya semakin melambung karena aktifitasnya sebagai guru, ia juga melkukan pidato-pidato, orasi, mengisi berbagai acara keberbagai tempat. Sampai suatu peristiwa terjadi, disamping seorang maria yang periang, lincah dan sedikit manja itu tak disangka tak diduga ternyata ia mengidap penyakit TBC dan Malaria yang cukup parah, seketika itupun suasana mejadi berbeda keluarga Maria dan tentu saja Yusuf sang kekasih sangat rindu akan sosok wanita periang, manis, cantik, baik hati dan tidak sombong harus rela terbaring sakit dan harus dirawat .bahkan harus dibawa kerumah sakit di pipacet, karena tempat pertama maria dirawat tak sanggup karena saking parahnya penyakit yang dialami Maria.
Memang jika kita melihat dalam setiap kejadian semua terdapat hikmah, manusia hanya bias berencana dan keputusannya sepenuhnya ditangan sang kholik. Setelah beberapa bulan maria dirawat dirumah sakit ternyata maria menghembuskan nafas terakhir dihadapan orang-orang yang disayanginaya, tapi sebelum meninggal Maria memberikan wasiat, tapi nukan berupa harta melainkan suatu pesan terakir yang mau tidak mau harus dilakukan ole Tuti dan Yusuf, beginilah pesa tersebut “Alangkah bahagianya saya di akhirat nanti, kalu saya tahu, bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan seperti kelihatan kepada saya beberapa dalam beberapa hari ini…. Inilah permintaan saya yang penghabisan, dan saya, saya tidak rela selama-lamanya, kalau kakandaku masing-masing mencari peruntungan pada orang lain.” Demikianlah pesan terakhir almarhum, Maria.
Seperti apa yang dikatakan oleh saya tadi bahwa disetiap kejadian pasti ada hikamahnya, tak disangka tak lama setelah maria meninggal saat itupun tuti dan yusuf melakukan pernikahan dan kemudian mereka hidup bahagia.
peresensi adalah seorang mahasiswa untirta banten.
okkk../.
BalasHapus